Salah satu unsur terpenting dalam karya seni rupa adalah warna sebagai hasil dari efek spektrum. Warna memiliki jenis dan ragam yang bervariasi baik secara kasat mata maupun pengelompokan lainnya... A. Pengertian Warna Secara Fisik/Obyektif warna merupakan sifat cahaya yang dipancarkan panjang gelombang cahaya yang berbeda akan ditangkap oleh indera penglihatan sebagai warna yang berbeda. Tanpa cahaya, warna tidak akan muncul. Secara Subjektif/Psikologi warna merupakan bagian dari cara pandangan manusia B. Jenis Warna Warna primer, yaitu tiga warna pokok atau warna dasar Merah, Biru, dan Kuning Warna sekunder / biner, yaitu perpaduan antara 2 Dua warna primer. Kuning + Biru = hijau; Merah + Kuning = Orange Jingga; Merah + Biru = Ungu. Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau, hijau-biru, biru-ungu, merah-ungu, merah-jingga, dan kuning-jingga. Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna. Warna quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna. C. Sifat Warna Sifat warna dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu hue, value, dan intensity. a Hue Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan kuning adalah perbedaan dalam hue. b Value Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah muda dapat dicapai dengan cara menambah putih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah yang berada dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal disebut tint dan yang lebih gelap disebut shade. Close value adalah value yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang. c Intensity Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih lembut. Berdasarkan paduan warna colour scheme, warna dapat dibagi dalam tiga tipe yakni Warna Monokromatrikadalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda. Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadaphadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah kontras hijau. Warna Analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan kuning. D. Makna Warna Sebagaimana unsur desain yang lain, secara psikologi warna juga mempunyai makna yang berbeda, antara lain sebagai berikut1. Makna Warna Merah Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang dan dinamis. 2. Makna Warna PutihPutih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan Makna Warna KuningKuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci.\4. Makna Warna EmasKuning Emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan Makna Warna CokelatCoklat mempunyai makna stabil dan Makna Warna JinggaJingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang,mashur, dan Makna Warna BiruBiru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan Makna Warna HijauHijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan Makna Warna Merah MudaMerah Muda mempunyai makna romantis, dan Makna Warna UnguUngu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan mengandung Makna Warna HitamHitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam. Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya contoh bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta â kuning, di Sulawesi â putih, di Sumatera â merah, dan sebagainya. Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti marah atau berani. Sumber kelas11_smk_seni_budaya_sri-hermawatiDalamseni Islam misalnya, banyak seniman yg dipengaruhi oleh wawasan estetika Al-Farabi dan Ibn Sina. Menurut Ibn Sina masalah estetis seniman dalam berkarya ialah bagaimana mentransformasikan iltizat (pengalaman estetis) ke dalam obyek visual, dengan dikemas dengan cara stilisasi (tahsin) dan deformasi (taqbih). Warna dalam seni lukis. Foto UnsplashWarna dan seni sudah menjadi satu kesatuan yang sulit untuk dilepaskan. Unsur warna di dalam seni menjadi sesuatu yang menyegarkan mata. Dengan warna, para pecinta seni bisa nyaman dan tertarik untuk melihat karya-karya seni yang dihasilkan oleh para seni lukis sendiri warna termasuk ke dalam unsur visual yang memiliki peranan penting untuk nilai estetika. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda; corak rupa, seperti biru dan warna di dalam sebuah seni memang diperlukan. Bahkan, dalam seni lukis sendiri, terdapat lukisan abstrak yang mencampurkan berbagai warna di dalamnya. Gabungan warna tersebut yang membuat lukisan abstrak bisa memiliki nilai estetika yang tinggi. Warna dalam Lingkaran WarnaWarna dalam lingkaran warna. Foto UnsplashMenurut jurnal yang berjudul Teori Warna Penerapan Lingkaran Warna karya Meilani, jika berdasarkan letaknya dalam lingkaran warna, terdapat tiga jenis, yakniWarna primer adalah warna utama yang terdiri dari biru, merah, dan kuning yang disebut juga sebagai hue. Ketiga warna ini yang nantinya bisa dikombinasikan sehingga menghasilkan warna lainnya. Warna-warna yang dihasilkan dari percampuran warna-warna primer biru, merah, dan kuning dalam satu ruang warna. Hasil pencampuran warna primer ini, yakni hijau, oranye, tersier merupakan warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder dalam sebuah ruang dalam Seni LukisWarna dalam seni lukis. Foto UnsplashSetelah mengetahui pembagian warna berdasarkan dengan lingkaran warna, berikut pembagian warna dalam seni lukis seperti yang dikutip dari buku Seni Budaya Kelas XI yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan hangat yang ada dalam seni lukis dapat digambarkan seperti warna merah. Warna hangat ini memberikan filosofis untuk bisa berpikir maju, memberikan semangat, serta mendatangkan dingin dapat diartikan sebagai warna yang tenang seperti warna putih. Warna dingin melambangkan kesejukan, ketenangan, dan kelembutan. Selain itu, warna dingin ini juga bisa menggambarkan sesuatu agar terlihat lebih hue berarti warna dasar yang ada di kombinasi warna. Contohnya seperti merah, hijau, dan biru. Saturation atau saturasi merupakan ukuran dari kemurnian warna dan kecemerlangan. Warna-warna yang terang adalah warna yang memiliki saturasi tinggi, sedangkan warna yang memiliki saturasi rendah adalah warna-warna merupakan warna yang didominasi dengan hitam dan putih. Warna monokrom ini tidak memiliki saturasi karena tidak memiliki intensitas warna di dalamnya. Singkatnya, warna monokrom adalah warna yang tidak komplementer merupakan warna yang berseberangan pada roda warna dalam seni lukis. Umumnya, warna komplementer dapat bekerja sama dengan baik dan menghasilkan komposisi warna yang hal tersebut dapat berbanding terbalik jika yang dihasilkan adalah warna unkomplementer. Artinya, warna tersebut dapat merusak karya seni lukis tersebut. B Jenis Karya Karya seni rupa 3 dimensi memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi pakai (seni rupa terapan), karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. 2. Fungsi ekspresi (seni rupa murni). C. Simbol karya Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti.
ďťżPerpaduan warna merupakan salah satu hal yang krusial pada bidang seni dan desain. Memilih berbagai warna untuk dipadukan satu sama lain agar tampak menjadi harmonis tidaklah mudah. Sebetulnya, terdapat pijakan awal yang dapat digunakan untuk mempermudah prosesnya. Pijakan tersebut diambil dari teori warna dan prinsip seni yang biasa disebut dengan Color Harmony. Selain itu, kita juga harus memahami mengenai warna itu sendiri. Mengapa? karena warna memiliki beberapa properti penting yang akan membuatnya tampak padu dengan warna yang lain. Oleh karena itu, sebelum memulai mix and match, ada baiknya jika kita menelusuri sedikit mengenai pengetahuan umum dari warna itu sendiri. Mengetahui berbagai properti dan elemen warna akan menambah ruang gerak kreativitas kita disaat memadukan warna. Terjadinya Pembentukan Warna Berdasarkan teori newton dalam bukunya âOpticsâ1704 warna adalah unsur cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda. Kemudian diintrepetasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut, benda tersebut juga mempengaruhi warna yang dihasilkan melalui pigmennya. Selain itu warna juga adalah pengalaman psikologis manusia. Indera manusia mampu meresepsi warna yang terdapat pada cahaya tersebut. Sadjiman Ebdi Sanyoto 2005, hlm. 9 mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Lengkapnya mengenai kejadian pembentukan warna dapat disimak disini Teori Warna Proses Terjadinya Pembentukan Warna Menurut Para Ahli Dimensi Warna / Sifat Optis Dimensi warna adalah berbagai sifat optis yang menyelubbungi suatu warna. Dimensi ini meliputi hue atau warna sebagai warna tanpa properti apa pun, saturasi kepekatan warna, dan gelap-terang value. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing dimensi warna. Hue Hue adalah warna murni, tanpa tint diterangkan, ditambahkan cat putih atau shade digelapkan, ditambahkan cat hitam. Teknologi digital memberikan banyak opsi untuk memodifikasi hue. Modifikasi hue dapat memberikan kesan berbeda dan unik pada beragam objek berwarna dalam karya atau desain yang kita garap. Hue Merah Hue biru Hue Hijau Burgundy Indigo Lime Pink Teal Mint Magenta Turquoise Emerald Wine Navy Jade Crimson Sapphire Olive Saturasi / Saturation Saturasi adalah tingkat kepekatan warna. Warna yang memiliki saturasi tinggi akan tampak sangat mencolok. Sebaliknya jika saturasinya rendah maka warna akan tampak lebih pudar. Saturasi Juga disebut chroma atau intensitas warna. Dalam pigmen cat saturation juga ditentukan oleh kualitas bahan cat. Jika kualitas cat kurang bagus, bahan pigmen warna biasanya lebih sedikit dan lebih banyak mengandung filler bahan campuran perekat cat hasilnya warna lebih pudar. Sementara pada cat kualitas bagus, bahan pigmen lebih banyak dari filler, sehingga warna tampak lebih mencolok. Selain itu saturation juga ditentukan oleh campuran tint dan shade. Menambahkan cat hitam atau putih akan mengurangi saturasi warna cat aslinya. Saturasi juga tergantung pada jumlah kandungan bahan pelarut cat. Gelap Terang / Value Gelap terang atau value yang dimaksud disini adalah seberapa banyak tint atau shading yang terdapat pada warna. Tint yang lebih banyak menghasilkan warna yang lebih terang. Sementara shade yang lebih dominan akan menghasilkan warna yang lebih gelap. Jenis Warna Warna dibagi menjadi dua menurut asal kejadian warna, yaitu warna additive dan subtractive Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005 17â19. Warna additive atau warna objek adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum. Misalnya warna yang dihasilkan oleh perangkat elektronik seperti layar komputer. Sedangkan warna subtractive atau warna pigmen adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen, seperti cat. Kedua jenis warna tersebut memiliki ruang/model warna yang berbeda seperti yang dijelaskan dibawah ini Warna Aditif / Warna Objek Additive RGB. Red, Green, Blue Warna Subtraktif / Warna Pigmen Subtractive CMYK. Cyan, Magenta, Yellow ditambah Black Key, hitam bukanlah warna tetapi dibutuhkan pada warna bahan/cat. Pengelompokan Warna / Notasi Warna Brewster Ali Nugraha, 2008 35 mengemukakan teori tentang pengelompokan warna. Teori Brewster membagi warna-warna yang ada di alam menjadi empat kelompok notasi warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral. Pengelompokan warna tersebut berdasarkan kejadian terjadinya warna primer hingga warna tercampur dan akhirnya membentuk banyak warna lainnya. Kelompok warna mengacu pada lingkaran warna teori Brewster dipaparkan sebagai berikut Brewster Color Wheel Lingkaran WarnaWarna Primer Warna primer adalah warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna-warna lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewster, warna primer adalah warnaâwarna dasar Ali Nugraha, 2008 37. Sementara itu warnaâwarna lain terbentuk dari kombinasi warnaâwarna primer. Warna primer tersebut adalah merah, kuning dan biru. Secara teknis nama warna primer tersebut adalah magenta, yellow dan cyan. Warna PrimerWarna Sekunder Warna sekunder merupakan hasil campuran dari dua warna primer dengan proporsi 11. Teori Blon Sulasmi Darma Prawira, 1989 18 membuktikan bahwa campuran warna-warna primer menghasilkan warna-warna sekunder. Warna jingga atau oranye merupakan hasil campuran warna merah dan kuning. Warna ungu adalah campuran merah dan biru. Warna hijau adalah campuran biru dan kuning Warna SekunderWarna Tersier Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Contohnya, warna oranye kekuningan orange-yellow didapatkan dari campuran warna primer kuning dan warna sekunder oranye. Istilah warna tersier juga awalnya merujuk pada warna-warna netral yang dibuat dengan mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna. Namun sudah terdapat istilah lain yang lebih tepat untuk campuran warna netral tersebut. Warna TersierWarna Netral Warna netral adalah hasil pencampuran ketiga warna dasar dalam proporsi seimbang 111. Campuran menghasilkan warna abu netral dalam sistem warna cahaya aditif. Sedangkan dalam warna subtraktif pada pigmen atau cat biasanya menghasilkan warna abu tua kecoklatan, atau hampir hitam dengan sedikit aksen warna primer yang saturasinya lebih pekat. Warna netral sering digunakan sebagai penyeimbang warna-warna kontras dalam karya. Pencampuran Warna Albert Henry Munsell Sulasmi Darma Prawira, 1989 70 mengemukakan teori yang mendukung teori Brewster. Munsell berpendapat bahwa Tiga warna utama sebagai dasar dan disebut warna primer, yaitu merah M, kuning K, dan biru B. Apabila warna dua warna primer masingâ masing dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna primer dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan warna ketiga atau warna tersier. Bila antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder akan dihasilkan warna netral. Rumusan teori Munsell dalam pencampuran warna dapat dijabarkan sebagai berikut Warna primer ⢠Merah ⢠Kuning ⢠Biru Warna Sekunder ⢠Merah + Kuning = Jingga ⢠Merah + Biru = Ungu ⢠Kuning + Biru = Hijau Warna Tersier ⢠Jingga + Merah = Jingga kemerahan ⢠Jingga + Kuning = Jingga kekuningan ⢠Ungu + Merah = Ungu kemerahan ⢠Ungu + Biru = Ungu kebiruan ⢠Hijau + Kuning = Hijau kekuningan ⢠Hijau + Biru = Hijau kebiruan Pencampuran Warna Bahan Cat Namun hal itu hanya berlaku untuk pencampuran warna additive, atau pencampuran warna yang terjadi dalam cahaya. Pencampuran warna bahan, mengalami gejala yang berbeda. Pencampuran warna bahan cat membutuhkan tiga warna primer, yaitu Cyan, Magenta, Kuning dan Hitam. Ini sebabnya mengapa Printer menggunakan warna diatas CMYK. Mengapa? Karena warna cat pada dasarnya memodifikasi daya pantul dari bahan yang kita cat. Ini juga yang menjadi alasan mengapa para Pelukis pemula kebingungan untuk mencampur warna, karena mereka merujuk pada warna primer cahaya. Topik ini akan dibahas khusus dalam artikel melukis. Pelajari pencampuran warna yang sesungguhnya pada artikel dibawah ini Baca juga Pencampuran Warna yang Sesungguhnya Metode & Teknik Warna Hangat dan Warna Sejuk Notasi warna terbagi menjadi dua sifat warna. Yaitu warna hangat dan warna sejuk. Warna hangat cenderung lebih kontras dan posisinya tampak lebih depan dibandingkan dengan warna sejuk. Secara psikologis warna hangat lebih tepat untuk memperlihatkan sosok personal, keluarga dan produk komersil. Warna sejuk memiliki tampilan yang lebih tenang dan tampak lebih belakang secara visual. Warna sejuk memberikan kesan tenang, professional, cocok untuk tema warna korporat. Pembagian warna sejuk dan warna hangat Perpaduan warna yang harmonis / color hamony dapat dicapai dengan melakukan kombinasi warna yang tepat. Kombinasi warna harmonis adalah memadukan dua warna atau lebih karena menganut prinsip-prinsip seni rupa. Warna tetap harmonis dengan menggunakan prinsip kesatuan, kontras, dll melalui data lokasi warna yang didapat pada lingkaran warna color wheel. Biasanya warna-warna yang dikombinasikan itu bersebelahan/berdampingan atau berhadapan dalam lingkaran warna/color wheel. Perpaduan Warna Analogous/Analogus Analogous adalah kombinasi dari dua warna yang berdekatan dalam lingkaran warna/color wheel. Pilih satu warna utama lalu ambil 1-2 warna yang berdempet pada warna tersebut. Kombinasi warna analogous masuk kedalam color harmony karena warna-warna yang dipilih masih mirip atau transisi dari warna utamanya; prinsip kesatuan. Contoh Kombinasi Warna Analogous Perpaduan warna AnalogousPerpaduan warna Monochromatic/Monokromatik Monochromatic adalah kombinasi dari berbagai warna yang diciptakan dengan shade dan tint yang berbeda. Misalnya merah tua, merah dan merah muda. Tidak perlu dijelaskan lagi mengapa perpaduan warna ini harmonis. Contoh Warna Monochromatic Perpaduan warna Monochromatic / MonokromPerpaduan Warna Complementary/Komplementer Perpaduan warna complementary/komplementari adalah kombinasi warna antara warna-warna yang saling bersebrangan/berhadapan letaknya dalam lingkaran warna/color wheel. Perpaduan warna komplementer akan tampak indah karena keduanya berbeda jauh, saling melengkapi. Complementary color scheme juga harmonis karena berdasarkan prinsip seni rupa dan desain kontras. Contoh Paduan Warna Complementary Contoh kombinasi warna complementaryPerpaduan Warna Split Complementary Seperti kombinasi warna complementary, split complementary adalah dua warna yang bersebrangan, tapi tidak benar-benar bersebrangan sudut mendekati 180 derajat dalam lingkaran warna. Biasanya split akan menggunakan 2 warna lain dari warna utama untuk sedikit mereduksi kekontrasan yang terjadi. Contoh Perpaduan Warna Split Complementary Kombinasi warna split complementaryPerpaduan Warna Triadic Complementary /Komplementer Triad Triadic Complementary adalah tiga warna bersebrangan yang membentuk sudut 60 derajat dalam lingkaran warna. Bentuk pilihan kombinasi warna ini pada color wheel menyerupai segitiga sama sisi. Contoh Perpaduan Warna Triadic Complementary Contoh perpaduan warna triad complementaryPerpaduan Warna Tetrad Complementary/Komplementer Tetra Tetrad adalah empat warna yang bersebrangan dan membentuk sudut 90 derajat dalam lingkaran warna/color wheel. Tetra komplementer juga sering disebut double komplementer. Contoh Perpaduan Warna Complementary Tetrad Contoh kombinasi warna tetradPsikologi Warna Warna dapat memberikan efek psikologis dan memberikan kesan emosi tertentu pada manusia. Beberapa warna juga memiliki simbol yang telah terbangun di budaya tertentu. Sehingga pengaruh warna terhadap emosi manusia sangatlah relatif. Berikut adalah beberapa catatan yang dapat dijadikan acuan awal dalam memilih warna. Merah Kekuatan, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya. Warna merah dapat berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah jika dikombinasikan denga Putih, akan menjadi warna simbol kebangsaan di Indonesia dan Polandia. Jika Merah dikombinasikan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Biru Kepercayaan Trust, Konservatif, Keamanan, Teknologi, Bersih, Keteraturan, Kebebasan. Warna Biru banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan kepercayaan. Hijau Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu digemari dengan baik. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai oleh masyarakat. Kuning Optimis, Harapan, Filosafat, Sporty, Ketidak jujuran, Pengecut untuk budaya Barat, pengkhianatan. Kuning adalah warna yang keramat dalam agama Hindu. Ungu Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Kekasaran, Transformasi, Keangkuhan. Warna Ungu adalah warna yang sangat jarang ditemui di alam. Oranye Energy, Dinamis, Keseimbangan, Kehangantan. Biasanya digunakan oleh produk komersil untuk menekankan kesan sebuah produk yang tidak mahal. Coklat Tanah, Bumi, Reliability, Nyaman, Kokoh. Kemasan makanan di Amerika Serikat sering menggunakan warna Coklat dan sangat digemari, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu sukses. Abu Abu Intelek, Kesederhanaan, Netral, Masa Depan, Kesedihan. Warna Abu abu adalah warna yang paling mudah dicerna oleh mata. Putih Kesucian, Kebersihan, Ketepatan, Ketidak bersalahan, Setril, Kematian. Di Amerika, Putih melambangkan perkawinan gaun pengantin berwarna putih, Tetapi di budaya Timur warna Putih melambangkan kematian. Hitam Elegan, Kuat, Keanggunan, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan. Catatan penting mengenai hitam adalah melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Namun sebagai warna Kemasan, Hitam memberikan kesan premium. Penutup Meskipun berbagai perpaduan warna harmonis yang ada memberikan banyak pilih, gunakan warna dengan bijak. Pilih warna utama yang dominan dan sandingkan dengan warna harmonis yang relevan. Tetap cermati bagaimana setiap warna berpengaruh pada psikologi manusia. Misalnya jika warna utama adalah merah, jangan gunakan terlalu banyak. Warna merah adalah warna yang kuat dan harus diseimbangkan oleh warna yang lebih lembut. Tetap gunakan prinsip-prinsip seni rupa dan desain dalam menata kombinasi yang telah ditetapkan. Misalnya merah digunakan dalam proporsi yang lebih sedikit dibanding hijau, untuk menerapkan prinsip keseimbangan. Kita dapat menggunakan berbagai aplikasi atau web based application seperti Adobe Color untuk membuat perpaduan warna yang harmonis. Beberapa aplikasi pengolah gambar digital juga sudah menyediakan berbagai Color guide, termasuk untuk menyusun warna yang harmonis berdasarkan teori ini. Seperti pada Adobe Illustrator, kita tinggal memilih warna utama yang dinginkan, siswa warna lainnya akan di generate secara otomatis. Referensi Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa & Desain. Yogyakarta Arti Bumi Intaran. Prawira, Sulasmi Darma. 1989. Warna sebagai salah satu unsur seni & desain. Jakarta P2LPTK.Disitukarya seni dinikmati, diamati, diapresiasi, sehingga timbullah proses komunikasi. Dalam mengamati sebuah karya seni rupa, apresiator dapat dengan bebas menilai, mencari, dan menggali makna visual dari sebuah karya seni rupa tersebut. Fungsi seni dalam masyarakat dibagi menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi dan fungsi komunikasi.
Panduan Lengkap Bagaimana Cara Menganalisis Kritik Atau Mengevaluasi Karya Seni Rupa? â Hai Antrakasa friends, selamat datang kembali di website kita yang selalu memberikan informasi terbaru seputar seni rupa. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang sangat penting dalam dunia seni rupa, yaitu bagaimana cara menganalisis kritik atau mengevaluasi karya seni rupa. Melalui artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan detail mengenai teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan kritik atau evaluasi terhadap sebuah karya seni rupa. Jangan sampai ketinggalan untuk menyimak artikel ini ya! Daftar isi 1Panduan Lengkap Bagaimana Cara Menganalisis Kritik Atau Mengevaluasi Karya Seni Rupa?1. Pahami Aspek-aspek Seni Rupa2. Kenali Gaya Seni Rupa3. Perhatikan Keindahan Karya Seni Rupa4. Pahami Pemilihan Media5. Tinjau Komposisi Karya Seni Rupa6. Fokus Pada Nilai Artistik7. Pahami Makna Tema Karya Seni Rupa8. Tinjau Teknik yang Digunakan9. Analisis Makna Simbolik10. Pahami Konteks Sejarah11. Perhatikan Cara Pengarang Membuat Karya12. Fokus Pada Keterkaitan Antara Karya dengan Konteksnya13. Perhatikan Efek Estetik dan Emosional14. Jangan Lupakan Kritik Konstruktif15. Berikan Apresiasi Terhadap Karya Seni RupaKesimpulan Seni rupa adalah salah satu bentuk seni yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Saat kita melihat karya seni rupa, ada banyak aspek yang perlu diperhatikan seperti warna, bentuk, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Menganalisis dan melevaluasi karya seni rupa menjadi penting untuk memahami arti dari suatu karya seni. Berikut ini adalah panduan lengkap tentang cara menganalisis kritik atau mengevaluasi karya seni rupa 1. Pahami Aspek-aspek Seni Rupa Sebelum kita dapat melakukan analisis atau evaluasi terhadap suatu karya seni rupa, penting bagi kita untuk memahami aspek-aspek seni rupa terlebih dahulu. Ada beberapa aspek seni rupa seperti warna, bentuk, garis, tekstur, dan sebagainya. Contohnya, dalam menganalisis karya lukisan, perhatikan warna yang digunakan di dalam lukisan tersebut. Apa warna yang dominan? Apakah warna tersebut sesuai dengan tema lukisan atau tidak? 2. Kenali Gaya Seni Rupa Setiap seniman memiliki gaya dan teknik yang berbeda dalam menciptakan karya seni rupa. Sebelum melakukan analisis atau evaluasi terhadap suatu karya seni rupa, penting untuk mengenali gaya seni rupa dari seniman terlebih dahulu. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa Andy Warhol, kita dapat mengenali gaya seni rupa Pop Art yang sering digunakannya. 3. Perhatikan Keindahan Karya Seni Rupa Analisis atau evaluasi terhadap karya seni rupa tidak selalu berfokus pada aspek teknis atau artistik. Kita juga dapat melihat keindahan yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Contohnya, dalam menganalisis karya patung, kita dapat melihat bentuk tubuh yang proporsional, ekspresi wajah, dan sebagainya. 4. Pahami Pemilihan Media Setiap jenis seni rupa memiliki media yang berbeda-beda. Sebelum melakukan analisis atau evaluasi terhadap karya seni rupa, penting untuk memahami pemilihan media yang digunakan dalam pembuatan karya tersebut. Contohnya, dalam menganalisis karya seni rupa grafis, perhatikan media yang digunakan seperti tinta, cat air, atau bahan lainnya. 5. Tinjau Komposisi Karya Seni Rupa Kepentingan komposisi dalam membuat karya seni rupa menjadi sangat penting. Komposisi dapat mempengaruhi kesan dari suatu karya seni rupa. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa lukisan, perhatikan apakah lukisan tersebut memiliki sudut pandang yang tepat atau tidak. 6. Fokus Pada Nilai Artistik Karya seni rupa juga memiliki nilai artistik yang dapat dilihat dari segi apresiasi keindahan atau perasaan yang ditimbulkan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan nilai artistik ketika melakukan analisis atau evaluasi terhadap suatu karya seni rupa. Contohnya, ketika kita melihat karya lukisan, perhatikan apakah lukisan tersebut mengandung nilai artistik seperti estetika dan emosi. 7. Pahami Makna Tema Karya Seni Rupa Setiap karya seni rupa memiliki tema dan makna yang berbeda-beda. Sebelum melakukan analisis atau evaluasi terhadap suatu karya seni rupa, penting untuk memahami makna dari tema yang ingin disampaikan dalam karya tersebut. Contohnya, dalam menganalisis karya seni rupa patung, perhatikan makna yang ingin disampaikan oleh seniman melalui patung tersebut. 8. Tinjau Teknik yang Digunakan Teknik yang digunakan dalam membuat karya seni rupa juga mempengaruhi hasil akhir dari karya tersebut. Oleh karena itu, perhatikan teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni rupa. Contohnya, dalam menganalisis karya seni rupa mural, perhatikan teknik penggambaran yang digunakan dalam pembuatan mural tersebut. 9. Analisis Makna Simbolik Setiap karya seni rupa juga memiliki makna simbolik yang mungkin sulit dipahami pada pandangan pertama. Kita dapat melakukan analisis terhadap makna simbolik dalam karya seni rupa untuk memperdalam pemahaman kita terhadap karya tersebut. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa lukisan abstrak, perhatikan simbolik yang terdapat di dalam lukisan tersebut. 10. Pahami Konteks Sejarah Karya seni rupa juga memiliki konteks sejarah yang perlu dipahami. Konteks sejarah dapat mempengaruhi makna yang ingin disampaikan dalam karya seni rupa tersebut. Contohnya, dalam menganalisis karya seni rupa arsitektur, perhatikan konteks sejarah di mana bangunan tersebut dibangun. 11. Perhatikan Cara Pengarang Membuat Karya Pengarang karya seni rupa memiliki cara tersendiri dalam membuat karya. Oleh karena itu, kita juga dapat melakukan analisis terhadap cara pengarang dalam membuat suatu karya seni rupa. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa instalasi, perhatikan cara pemasangan dan struktur yang digunakan dalam membuat instalasi tersebut. 12. Fokus Pada Keterkaitan Antara Karya dengan Konteksnya Karya seni rupa tidak dapat dilepaskan dari konteksnya. Oleh karena itu, kita dapat melakukan analisis terhadap hubungan antara karya seni rupa dengan konteksnya. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa mural yang dipasang di suatu gedung, perhatikan bagaimana karya tersebut berkaitan dengan gedung atau lingkungan sekitar. 13. Perhatikan Efek Estetik dan Emosional Sebagai pengamat karya seni rupa, kita juga dapat fokus pada efek estetik dan emosional yang ditimbulkan oleh suatu karya seni rupa tersebut. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa patung, perhatikan bagaimana bentuk patung tersebut dapat mempengaruhi perasaan kita saat melihatnya. 14. Jangan Lupakan Kritik Konstruktif Kritik konstruktif adalah kritik yang memberikan saran atau masukan untuk memperbaiki suatu karya seni rupa. Kita juga dapat memberikan kritik konstruktif pada suatu karya seni rupa. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa lukisan, kita dapat memberikan saran untuk memperbaiki warna atau komposisi dalam lukisan tersebut. 15. Berikan Apresiasi Terhadap Karya Seni Rupa Terlepas dari analisis atau evaluasi yang dilakukan, kita juga harus memberikan apresiasi terhadap suatu karya seni rupa. Memberikan apresiasi akan memberikan motivasi pada seniman untuk terus berkarya. Contohnya, ketika kita melihat karya seni rupa instalasi, berikan apresiasi pada ide dan kreativitas yang dituangkan dalam membuat instalasi tersebut. Kesimpulan Menganalisis kritik dan mengevaluasi karya seni rupa membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek seni rupa, gaya seni rupa, komposisi, nilai artistik, dan sebagainya. Dengan panduan lengkap di atas, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang karya seni rupa dan memberikan apresiasi yang lebih pada seniman. Demikianlah panduan lengkap mengenai cara menganalisis kritik atau mengevaluasi karya seni rupa. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang ingin belajar lebih dalam mengenai seni rupa. Terima kasih sudah membaca, dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya! Jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman atau ke sosial media agar lebih banyak orang yang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan.
Umumnyateknik untuk penggunaan titik dan juga perpaduan warna disebut dengan teknik pointilisme. 2. Warna pixabay.com. Anda tentu sudah mengetahui sendiri apakah peran dari warna di dalam sebuah seni rupa. Peran dari warna tersebut sangatlah penting karena ia sangat berpengaruh secara signifikan kepada keindahan seni. Di dalam karya seni
Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. Penelaahan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan, sehinggga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa. A. Konsep Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi. B. Unsur Sementara, ketika menganalisis unsur rupa kita mengkaji kualitas penggunaan garis, warna, ruang, tekstur dan penyajian bentuk dalam karya seni rupa murni, desain dan kriya. C. Prinsip Selanjutnya prinsip estetik kita analisis dengan mengkaji aspek 1 keselarasan harmony, 2 kesebandingan proportion, 3 irama rythme, 4 keseimbangan balance, dan 5 penekanan emphasis dalam karya seni rupa. Termasuk kaitannya dengan prinsip estetik yang dianut perupa, misalnya kita perlu menetapkan apakah perupa menggunakan pendekatan estetika pramodern, estetika modern, atau estetika posmodern. D. Bahan Gagasan seni memerlukan penggunaan bahan baku seni tertentu. Setiap bahan memerlukan pengolahan dan penggunaan alat dan teknik yang sesuai dan serasi. Misalnya patung yang dipersiapkan sebagai elemen estetik sebuah taman, tidak akan menggunakan bahan kayu dengan teknik pahat, tetapi menggunakan bahan perunggu dengan teknik cor, karena bahan inilah yang tahan terhadap perubahan cuaca. E. Teknik Analisis teknik adalah tahapan penting dalam penilaian seni, karena informasi tersebut merupakan bukti proses pembuatan karya seni untuk menafsirkan nilainya. Cotoh bentuk analisa seni rupa Mari kita amati dengan saksama gambar karya seni patung di atas, kemudian kita tulis hasil pengamatan tersebut pada lembar observasi berikut ini Dengan bantuan tabel tersebut kita akan dengan mudah memberikan analisi. Silahkan saja di coba dan selamat mencoba. Demikian yang bisa MaoliOka catat seoga bermanfaat.
Suatukarya seni rupa dikatakan baik jika memenuhi unsur-unsur pokok yang membuat karya tersebut menjadi kesatuan yang utuh. Secara umum, terdapat lima unsur pokok di dalam karya seni rupa yaitu garis, bidang, bentuk, warna, dan komposisi. #1 Titik dan Garis. Garis adalah sekumpulan titik yang berderet dan memanjang.
The work of art is a visual form that always communicates and even expresses the ideas and experiences that the birth of his sisenimannya. The artwork that is present is a representation of the phenomena that exist in the environment that has a certain meaning and meaning to dissected and analyzed. In addition, artwork is a visual form that always communicates and even expresses ideas and experiences that are born by the sisenimannya. The artwork that is present is a representation of the phenomena that exist in the environment that has a certain meaning and meaning to dissected and analyzed. Analyzing a work of art seems unfair if we do not specify the cultural context of the time in which the work of art was born. Dolorosa Sinaga is a woman born in the tribe of Batak. Batak itself has Patrilineal kinship system. in the Patrilineal community structure based on the father lineage male, the descendant of the father male is considered to have a higher position and his rights will also get more. This brief explanation of the artist's background has become a reference to be developed in interpreting the work analyzed later. Meanings and messages to be conveyed visible from the figure of a mother who was carrying her child. Mothers are women who do not get the highest place among the Batak tribe, so the inheritance belongs entirely to men. The suffering of women is illustrated by the expression of a mother on this work that suffers with an open mouth. Open mouth is part of the complexity of this work because it has the meaning and meaning of a mother who wants to ask for help when a mother is left by the men. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 74 Analisis Estetika pada Karya Seni Patung Dolorosa Sinaga Mukhsin Patriansyah1 Desain Komunikasi Visual, Universitas Indo Global Mandiri Palembang [Jl. Jendral Sudirman, KM 4 Palembang] Email mukhsin_dkv ABSTRACT The work of art is a visual form that always communicates and even expresses the ideas and experiences that the birth of his sisenimannya. The artwork that is present is a representation of the phenomena that exist in the environment that has a certain meaning and meaning to dissected and analyzed. In addition, artwork is a visual form that always communicates and even expresses ideas and experiences that are born by the sisenimannya. The artwork that is present is a representation of the phenomena that exist in the environment that has a certain meaning and meaning to dissected and analyzed. Analyzing a work of art seems unfair if we do not specify the cultural context of the time in which the work of art was born. Dolorosa Sinaga is a woman born in the tribe of Batak. Batak itself has Patrilineal kinship system. in the Patrilineal community structure based on the father lineage male, the descendant of the father male is considered to have a higher position and his rights will also get more. This brief explanation of the artist's background has become a reference to be developed in interpreting the work analyzed later. Meanings and messages to be conveyed visible from the figure of a mother who was carrying her child. Mothers are women who do not get the highest place among the Batak tribe, so the inheritance belongs entirely to men. The suffering of women is illustrated by the expression of a mother on this work that suffers with an open mouth. Open mouth is part of the complexity of this work because it has the meaning and meaning of a mother who wants to ask for help when a mother is left by the men. Keywords Visual, Ptrilineal, Expression, Figure, Complexity, ABSTRAK Karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Di samping itu karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Karya seni yang hadir merupakan representasi dari fenomena-fenomana yang ada di lingkungannya yang memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis. Menganalisis sebuah karya seni rasanya tidak adil kalau kita tidak menentukan konteks budaya dari zaman di mana karya seni itu dilahirkan. Dolorosa Sinaga merupakan seorang perempuan yang lahir di lingkungan suku Batak. Batak sendiri memiliki sitem kekerabatan Patrilineal. dalam susunan masyarakat Patrilineal yang berdasarkan garis keturunan bapak laki-laki, keturunan dari pihak bapak laki-laki dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Penjelasan latar belakang seniman secara ringkas ini sudah menjadi referensi untuk dikembangkan dalam menafsirkan karya yang dianalisis nantinya. Makna dan pesan yang ingin disampaikan terlihat dari figur seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Ibu merupakan kaum perempuan yang tidak mendapat tempat tertinggi dikalangan suku batak, sehingga harta warisan sepenuhnya milik laki-laki. Penderitaan kaum perempuan tersebut tergambar dari ekspresi seorang ibu pada karya ini yang menderita dengan mulut yang terbuka. Mulut terbuka merupakan bagian dari kompleksitas pada karya ini karena memiliki arti dan makna yaitu seorang ibu yang ingin meminta pertolongan ketika seorang ibu tersebut ditinggal oleh kaum kaum laki-laki. Kata Kunci Visual, Ptrilineal, Ekspresi, Figur, Kompleksitas. BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 75 1. Pendahuluan Karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Karya seni yang hadir merupakan representasi dari fenomena-fenomana yang ada di lingkungannya yang memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis. Menganalisis sebuah karya seni rasanya tidak adil kalau kita tidak menentukan konteks budaya dari zaman di mana karya seni itu dilahirkan. Seperti yang di utarakan oleh Jakob Sumardjo 20062 â... cara membaca atau cara berkomunikasi dengan benda-benda seni dari hasil konteks budaya dari zaman yang berbeda, tidaklah adil. Benda-benda seni masa lampau yang mungkin bernilai keramat, sekarang ini bisa kita nilai profan seperti benda-benda modren yang lainâ. Penulis sebagai seorang akademisi tentu mempunyai etika dalam membaca sebuah karya seni. Penjelasan di atas mencoba mengarahkan penulis untuk menganalisis atau membaca sebuah karya seni sesuai dengan konteks zamannya. Setiap zaman tentu mempunyai persepsi dan sudut pandang yang berbeda dalam melahirkan sebuah karya seni bahkan fungsi karya seni itu sendiri. Pada perkembangannya seni dipisahkan dari kehidupan praktis. Seni mampu memposisikan seniman ke dalam ruang imajiner yang melampaui, menembus, bahkan mengungkapkan semua apa yang telah kita alami dalam hidup ini. Kerahasiaan siseniman tidak lagi bisa disembunyikan ketika karya itu disajikan. Namun ada daya tarik tersendiri dalam wujud sebuah karya seni, sehingga masyarakatnya pengamat dapat memahami dan menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni tersebut. Memahami dan menafsirkan sebuah karya estetik merupakan proses apresiasi. Seorang apresiator harus mempunyai wawasan yang luas dengan karya yang diapresiasi. Wawasan yang dimilikinya akan memudahkan seorang apresiator atau pengamat untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam karya seni dan bahkan mampu mengevaluasi dari karya yang diamatinya. Pandangan ini sependapat dengan pandangan yang diutarakan oleh Dharsono 200737 âPemahaman estetik dalam seni, bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayat dalam menghadapi dan memahami karya seni. Apresiasi tidak sama dengan penikmatan, mengapresiasi merupakan proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni. Seorang pengamat yang sedang memahami karya sajian maka sebenarnya ia harus terlebih dahulu mengenal struktur organisasi atau dasar-dasar penyusunan dari karya yang sedang dihayatiâ. Apabila kita simpulkan dari penjelasan di atas, maka seorang apresiator harus mengalami proses berkreasi seni terlebih dahulu, setidaknya mengenal teori dasar seni yang diamatinya. Dengan adanya wawasan dan pengalaman estetik tersebut maka sipengamat atau apresiator akan mudah menafsirkan makna yang diinformasikan dari sebuah karya seni. Secara objektif penghayat harus dapat menafsirkan segala pengalaman estetik dan segala intelektualnya dalam menafsirkan lambang-lambang yang dihadirkan siseniman Dharsono, 200737. Proses menafsirkan sebuah karya seni tidak mungkin dilakukan dengan mengarang-ngarang, hal ini akan terkesan ngaur dan mengada-ngada. Untuk menghindari hal itu sipengamat harus mempunyai wawasan lebih terhadap karya seni yang diamatinya. Penafsiran yang lebih mendalam dari informasi-informasi yang dihadirkan dalam sebuah karya estetik merupakan proses analisis. Menganalisis merupakan kata kerja yang berasal dari kata analiyze/ analyse, artinya membedah dan mengamati sesuatu secara kritis dan seksama dengan cara membedah bagian-bagiannya terlebih dahulu dan menyoroti detil-detil dari setiap bagian tersebut Marianto, 201137. Uraian tersebut menjelaskan bahwa dalam menganalisis sesuatu yang secara keseluruhan dianggap kompleks, misalnya sebuah karya seni maka proses pembedahan secara detil dan menguraikannya satu persatu kita akan mendapatkan sebuah pemahaman lebih atas interpretasi dari sesuatu yang kita amati. Semakin detil, maka semakin mudah kita menafsirkan dari karya seni tersebut, hal ini juga tidak menutup kemungkinan adanya sebuah proses penggalian informasi internal dan informasi eksternal seperti yang diungkapkan oleh M. Dwi Marianto Informasi yang dikumpulkan dari proses pembedahan secara detil dari karya seni yang bersangkutan, hal ini bisa dikatakan sebagai internal information/ informasi internal. Sedangkan segala informasi yang berasal dari luar karya seni yang bersangkutan disebut external information/ informasi eksternal, misalnya fakta-fakta mengenai diri si seniman, atau fakta-fakta mengenai zaman ketika karya seni bersangkutan dilahirkan M. Dwi Marianto, 2002 4.Pada makalah ini penulis mencoba menganalisis karya Dolorosa Sinaga yang berjudul âSemburan Lumpur itu tidak akan Berhentiâ dan âMother and Childâ. Dolorosa Sinaga adalah pematung yang memiliki kepedulian sosial sangat tinggi, hal ini tercermin dari beberapa karya yang dihadirkannya. Karya-karya patung yang dihadirkannya sangat ekspresif mengingatkan kita pada kenyataan yang sebenarnya. Goresan dan pahatan BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 76 Dolorosa menggambarkan kepedihan, kekuatan, dan ketegaran. Namun dalam beberapa patung tampil pula ekspresi cinta dan kelembutan antara anak dan ibu. Analisis yang digunakan pada karya patung Dolorosa Sinaga tersebut di atas nantinya menggunakan analisis interpretasi dengan pendekatan estetika Monroe Bardsley, yang terdiri dari 3 unsur yakni 1 unity kesatuan, 2 Complexity kerumitan/ kompleksitas 3 Intensity kesungguhan Dharsono Sony Kartika, 200763. hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca tulisan ini. Analisis interpretasi digunakan untuk mengetahui makna-makna yang mungkin tersembunyi di balik simbol-simbol yang ditampilkan oleh Dolorosa Sinaga pada karyanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis interpretasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan pesan dan makna yang terkandung di dalam Karya seni patung Dolorosa Sinaga dengan cara menguraikan unsur-unsur yang manjadi satu kesatuan dari wujud seni. Menganalisis merupakan kata kerja yang berasal dari kata analiyze/ analyse, artinya membedah dan mengamati sesuatu secara kritis dan seksama dengan cara membedah bagian-bagiannya terlebih dahulu dan menyoroti detil-detil dari setiap bagian tersebut M. Dwi Marianto, 201137. 2. Pembahasan Secara metaforik kita dapat mengatakan bahwa makna atau isi suatu karya seni disampaikan dalam bahasa karya seni M. Dwi Marianto, 2002 18. Bahasa seni bukanlah bahasa verbal yang sering digunakan sehari-hari yang sangat mudah untuk dipahami, namun karya seni merupakan bahasa simbol yang di dalamnya mempunyai maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh sisenimannya. Pendekatan ini sangat relevan dengan teorii Cassirer dalam Agus Sachari 2002 15 bahwa â... bentuk simbolis dalam sebuah karya estetis bukanlah semata-mata reproduksi dari realitas yang âselesaiâ. Seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukanlah imitasi realitas, melainkan penyingkapan realitasâ. Sebuah karya estetis bukan semata-mata imitasi dari realitas yang ada dengan wujud yang hampir sama dengan realitas tersebut, melainkan reinterpretasi dari siseniman dalam mengekspresikan realitas dengan bahasa seni yang bersifat simbolis. Sebuah simbol akan lebih bermakna apabila mampu mempengaruhi pola pikir, berprilaku, dan bertindak suatu masnyarakat kearah yang lebih baik yaitu berupa pandangan yang objektif yakni hubungan antara siseniman dengan manusia dan alam sekitarnya. A. Ekspresi Seni pada karya Seni Patung Dolorosa Sinaga Suatu hasil seni yang baik bukanlah suatu manifestasi sembarangan, mencipta asal jadi. Suatu karya seni dilahirkan karena dorongan menyeluruh, kuat dan banyak segi Sudarmaji, 197925. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan ada sebuah kontemplasi yang mendalam, sehingga karya yang dihadirkan mampu berdialog dengan para penikmatnya. Karya seni merupakan aktivitas kreatif, yang mencoba untuk menyusun elemen-elemen seni rupa. Pada tahap tertentu karya seni juga memerlukan pengamatan yang teliti tidak sembarangan dalam menyusun elemen-elemen senirupa, sehingga karya yang dilahirkan mempunyai nilai estetik. Seperti yang diungkapkan oleh Nyoman Kutha Ratna 2007308 âPada dasarnya, seorang seniman adalah pengamat dan peneliti yang cermat, meskipun pada umumnya dilakukan secara tidak langsung. Tanpa pengamatan maka karya yang dihasilkan tidak akan memiliki nilai yang meyakinkanâ. Hal ini lah yang mendasari karya-karya estetik yaitu perenungan dan pengamatan dari sebuah fenomena yang berkembang. Dasar-dasar ini lah yang tergambar dalam karya Dolorosa Sinaga. Apabila kita mengamati karyanya yang bersifat ekspresif seolah-olah kita merasakan realita yang sesungguhnya. rasa penasaran mengerakkan hati penulis untuk menganalisis lebih dalam makna dan pesan yang ingin disampaikan Dolorosa Sinaga melalui karyanya. Karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Karya seni yang hadir merupakan representasi dari fenomena-fenomana yang ada di lingkungannya yang memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis. Menganalisis sebuah karya seni rasanya tidak adil kalau kita tidak menentukan konteks budaya dari zaman di mana karya seni itu dilahirkan. Seperti yang di utarakan oleh Jakob Sumardjo 2006 2 mengungkapkan bahwa â... cara membaca atau cara berkomunikasi dengan benda-benda seni dari hasil konteks budaya dari zaman yang berbeda, tidaklah adil. Benda-benda seni masa lampau yang mungkin bernilai keramat, sekarang ini bisa kita nilai profan seperti benda-benda modren yang lainâ. Penulis sebagai seorang akademisi tentu mempunyai etika dalam membaca sebuah karya seni. Penjelasan di atas mencoba mengarahkan penulis untuk menganalisis atau membaca sebuah karya seni sesuai dengan konteks zamannya. Setiap zaman tentu mempunyai persepsi dan sudut pandang yang berbeda dalam melahirkan sebuah karya seni bahkan fungsi karya seni itu sendiri. Pada perkembangannya seni dipisahkan dari kehidupan praktis. Seni mampu memposisikan seniman ke dalam ruang imajiner yang melampaui, menembus, bahkan mengungkapkan semua apa yang telah kita alami dalam hidup ini. Kerahasiaan siseniman tidak lagi bisa disembunyikan ketika karya itu disajikan. Namun ada daya tarik tersendiri dalam wujud sebuah karya seni, sehingga masyarakatnya pengamat dapat memahami dan BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 77 menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni tersebut. Memahami dan menafsirkan sebuah karya estetik merupakan proses apresiasi. Seorang apresiator harus mempunyai wawasan yang luas dengan karya yang diapresiasi. Wawasan yang dimilikinya akan memudahkan seorang apresiator atau pengamat untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam karya seni dan bahkan mampu mengevaluasi dari karya yang diamatinya. Wawasan inilah yang menjadi landasan untuk menafsirkan sebuah karya seni dan mengevaluasinya. Analisis interpretasi dengan pendekatan estetika Manroe Bardsley merupakan bagian penting untuk menganalisis karya Dolorosa Sinaga nantinya. Teori estetika yang diungkapkan oleh Monroe Bardsley ada 3 unsur yang paling utama dalam membuat karya seni yang baik dan benar dari benda-benda estetis pada umumnya yaitu 1 unity kesatuan, 2 Complexity kerumitan/ kompleksitas 3 Intensity kesungguhan Dharsono, 200763. Unity kesatuan hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur rupa gari, bidang, warna, tekstur, ruang, dan lain-lain yang menjadi kesatuan dalam sebuah karya seni tersebut. Unsur-unsur tersebut menjadi sebuah struktur yang terbangun dan tersusun dengan baik dan benar dalam sebuah karya seni berdasarkan prinsip irama, gradasi, kontras, dan lain-lain, juga sesuai dengan azas penyusunan keseimbangan, harmoni, proporsi, dan lain-lain. Complexity kerumitan/ kompleksitas dari benda estetis tidak terlihat sederhana sekali melainkan kaya akan isi dan makna. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai kerumitan atau kesulitan dalam karya yang mengandung perbedaan-perbedaan antara karya satu dengan karya yang lainnya. Complexity tidak dilihat dari kerumitan secara fisik, namun ada kekosongan misalnya diam atau kehampaan itu merupakan kompleksitas, begitu juga dengan kesederhanaan, juga merupakan kompleksitas. Intensity kesungguhan dalam berkarya seni dapat dilihat dari kualita tertentu yang menonjol dalam karya. Misalnya suasana suram, gembira, lembut, kasar, halus, sedih, lucu, dan lain sebagainya. Kualita tersebut dapat mengindikasikan bahwa karya seni yang diciptakan secara intensif atau sungguh-sungguh. Dalam proses berkarya seni akan terlihat jelas dari karya yang dilahirkan nantinya, Hal ini yang membedakan antara karya yang asal-asalan dengan karya yang dibuat dengan kesungguhan tentu akan berbeda hasilnya, sebab dari kesungguhan inilah pengamat maupun penikmat dapat merasakan bahwa karya seni tersebut mempunyai ârohâ. Intensity juga dapat dilihat dari kesempurnaan penggarapan karya. Tidak ada hal sekecilpun yang terabaikan atau seolah-olah tidak tergarap. Sehingga karya seni yang disajikan benar-benar selesai. Dolorosa Sinaga merupakan seorang perempuan yang lahir di lingkungan suku Batak. Batak sendiri memiliki sitem kekerabatan Patrilineal. dalam susunan masyarakat Patrilineal yang berdasarkan garis keturunan bapak laki-laki, keturunan dari pihak bapak laki-laki dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Penjelasan latar belakang seniman secara ringkas ini sudah menjadi referensi untuk dikembangkan dalam menafsirkan karya yang dianalisis nantinya. Sebelum analisis dilakukan oleh kritikus seni kegiatan mendeskripsi merupakan kegiatan yang lebih awal untuk melakukan analisis. Deskripsi bisa juga dikatakan sebagai penggambaran secara verbal dengan menjelaskan detil-perdetil dari sebuah karya seni yang diamati. Seperti yang diungkapkan oleh Dharsono Sony Kartika 200762bahwa âDeskripsi merupakan suatu proses inventarisasi, mencatat apa yang tampak kepada kita. Inventarisasi merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa latin invenire yang artinya menemukan, dan ini dimaksudkan untuk menemukan secara objektif apa yang ada pada suatu kaya seni. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwasanya dalam proses mendeskripsi sebuah karya seni penulis harus menunda terlebih dahulu suatu penilaian, kesimpulan, dan interpretasi dari sebuah karya yang diamati, karena belum ada penggambaran secara verbal dari karya tersebut. Dengan demikian penulis melakukan deskripsi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan analsis interpretasi dan kesimpulan dan penilaian. B. Deskripsi dan Interpretasi Karya Dolorosa Sinaga Gambar 1. Mother and Child, Bronze, 2006. Ukuran 25 x 20 x 72 cm. Sumber BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 78 1. Deskripsi karya Objek pada karya ini adalah objek seorang perempuan yang sedang menggendong anak. Perempuan dengan wajah yang bersedih dan mulut yang terbuka seolah-olah ingin meminta pertolongan. Secara keseluruhan warna yang terlihat adalah Warna kuning kecoklatan, hal ini terlihat dari kualitas warna yang ditampilkan. Perempuan pada karya di atas menggambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya, tentu ini akan menimbulkan interpretasi dalam menafsirkan karya Dolorosa Sinaga di atas. Karya Dolorosa ini merupakan karya tiga dimensi atau karya seni patung. Karya patung Dolorosa yang ditampilkan di atas menggunakan tekstur kasar, sehingga mampu membangun sebuah dinamika dan mempu menghadirkan suasana sedih, prihatin dan penuh penderitaan, hal ini terlihat jelas dari keseluruhan karya. Pada karya ini Dolorosa tidak ragu-ragu mengekspresikan perasaannya sesuai dengan realita yang terjadi di lingkungannya. Realita itu tergambar jelas dari karya seni patungnya yang bersifat ekspresif. Media yang digunakannya juga merupakan media yang memiliki kualitas ketahanan tinggi yakni perunggu. Dolorosa sendiri merupakan keturunan dari suku Batak yang memiliki kekerabatan patrilineal yaitu garis keturunan berdasarkan bapak laki-laki, keturunan dari pihak bapak laki-laki dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Dengan latar belakang seperti ini Dolorosa mengungkapkannya melalui karya seni patung yang bersifat ekspresif. Hal ini yang nantinya di analsis dengan pendekatan interpretasi. 2. Analisis Interpretasi Berdasarkan data yang dihasilkan dari deskripsi di atas, maka dapat dilanjutkan dengan tahap analisis interpretasi. Interpretasi merupakan suatu proses ketika kritikus mengemukakan arti suatu karya setelah melakukan penyelidikan yang cermat Sem 200016. Isi deskripsi yang telah dikemukakan di atas bisa dijadikan sampul bukti untuk menafsirkan sebuah karya seni karena keterangan tersebut sudah menjelaskan secara detil dari apa yang diamati. Karya I yang berjudul Mother and Child, berangkat dari sebuah permasalahan yang ada di lingkungan di mana seniman itu di lahirkan yakni suku batak yang memiliki kekerabatan Patrilineal. Permasalahan tersebut menjadi hal yang sangat mendasar dalam melahirkan karya patung ini, sehingga karya yang dilahirkan bersifat ekspresif. Karya Dolorosa di atas menggunakan media perunggu bronze. Pilihan tersebut, adalah karena perunggu mempunyai kualitas yang dapat memukau dan permukaannya berkilau. Media perunggu di dalamnya tersimpan nuansa karakter perempuan dan pada sisi lain perunggu memiliki kekuatan dan ketahanan yang cenderung sebagai karakter laki-laki. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dalam karakter perunggu itu ada dua karakter yang bertentangan, tetapi tak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Karena itulah maka Dolorosa memilih perunggu sebagai medianya. Sebuah karya seni tidak terlepas dari unsur-unsur estetik yang membangunnya. Keindahan juga dianggap sebagai suatu kebulatan yang memiliki berbagai unsur yang membuat sesuatu hal dikatakan indah The Liang Gie, 199743. Karya estetik yang dihadirkan oleh Dolorosa Sinaga akan dianalisis interpretasi dengan pendekatan teori estetika Monroe Bardsley. Secara unity karya yang dihadirkan dapat dilihat bagaimana seniman menyusun elemen-elemen senirupa berdasarkan asaz penyusunan dan prinsip penyusunan. Sebuah karya seni di dalamnya terdapat unsur-unsur seni rupa yang membangun berupa garis, shape, bidang, warna, tekstur, ruang dan lain-lain yang disusun berdasarkan asas penyusunan yakni keseimbangan, proporsi, keselarasan, dan lain sebagainya, hal inilah yang terlihat pada karya patung di atas. Media yang digunakan siseniman dalam mewujudkan karya seni patung di atas mempunyai kualitas tinggi dan terlihat menarik karena perpaduan unsur-unsur seni rupa dengan mempertimbangkan asas-asas dalam penyusunannya. Secara Complexity kerumitan/ kompleksitas yang terlihat, di mana Dolorosa mampu membuat figur seoarang ibu dan anak lebih bersifat ekspresif. Berbicara tentang kompleksitas bukan sekedar berbicara tentang kerumitan dari karya yang ditampilkan, namun di dalamnya kaya akan isi, makna, dan pesan yang ingin di sampaikan. Patung Dolorosa Sinaga yang bersifat ekspresif tersebut tentu memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan. Adapun makna dan pesan yang ingin disampaikan terlihat dari figur seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Ibu merupakan kaum perempuan yang tidak mendapat tempat tertinggi dikalangan suku batak, sehingga harta warisan sepenuhnya milik laki-laki. Penderitaan kaum perempuan tersebut tergambar dari ekspresi seorang ibu pada karya ini yang menderita dengan mulut yang terbuka. Mulut terbuka merupakan bagian dari kompleksitas pada karya ini karena memiliki arti dan makna yaitu seorang ibu yang ingin meminta pertolongan ketika seorang ibu tersebut ditinggal oleh kaum kaum laki-laki. Intensity kesungguhan pada karya di atas terlihat dari garapan karya dan media yang digunakan. Pemilihan media juga menjadi salah satu indikator dari kesungguhan karena media perunggu dalam penggarapannya harus dilakukan dengan intensif dan tenaga yang ekstra. Intensity pada karya ini terlihat bagaimana siseniman menggarap karya dengan totalitas sehingga tidak terlihat sedikit celah yang terlupakan atau tidak tergarap. Pencapaian dan konsistensinya pada pilihan teknik, dalam menggarap bentuk, tekstur maupun warna terlihat benar-benar selesai. Pada karya ini siseniman sudah terlihat tuntas dalam menyalurkan ekspresinya. BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 79 Gambar 2. Dolorosa Sinaga, âTarian Tor torâ, Perunggu, 2012. Ukuran 84 x 100 x 29 cm Sumber 1. Deskripsi Karya Wujud visual pada karya di atas berangkat dari figur wanita yang sedang menari, adapun tariannya adalah tari tor-tor khas suku Batak. Lima perempuan yang sedang menari tersebut berdiri sejajar dengan menggerakkan tangan dan kepala, sehingga membentuk sebuah irama dan terkesan hidup. Di antara lima penari tersebut, ada satu penari geraknya berbeda dengan penari yang lain, dari perbedaan ini menimbulkan kekontrasan. Jarak antara penari yang satu dengan yang lainnya menciptakan sebuah ruang. Media yang digunakan ialah media perunggu dengan teknik cor logam. Media ini sangat berkualitas dan mampu melahirkan karya seni yang juga berkualitas karena pemilihan media perunggu tersebut. Warna yang ditampilkan pada karya di atas adalah warna kuning kehitaman. Karya patung Dolorosa Sinaga di atas juga divisualkan dengan sangat ekspresif. Patung yang bersifat ekspresif ini menggunakan tekstur kasar, sehingga menciptakan grafity-grafity kain yang dipakai oleh penari pada karya tersebut. Kesatuan warna, bentuk, ruang, shape bangun, teksture, dan perbedaan kontras pada karya di atas merupakan satu kesatuan yang disusun dengan pengamatan yang intens. 2. Analisis Interpretasi Berdasarkan data hasil dari pembedahan secara detail dari struktur karya, maka dapat dilakukan penafsiran atau interpretasi dengan pendekatan estetika. Tari tor-tor yang diwujudkan dengan gaya patung yang bersifat ekspresif sangat kental dengan nuansa tradisinya karena berangkat dari konsep tradisi yakni tari tor-tor. Unity Pada karya di atas tarian tersebut dimainkan oleh perempuan dengan jumlah ganjil yakni lima dengan posisi yang sejajar. Kesejajaran penari tersebut membangun sebuah irama dan terkesan hidup. Warna yang digunakan ialah warna kuning kehitaman yang menjadi satu kesatuan yang utuh antara bentuk karya dan konsep karya yang diusungnya yakni tari tor-tor. Tari ini merupakan tarian khas suku batak, dulunya tari ini sangat terkenal dikalangan masyarakat batak. Pada perkembangannya di zaman sekarang masyarakat batak banyak yang lupa dengan tari tor-tor tersebut. Dari penjelasan tersebut warna kuning kehitaman tersebut memberikan kesatuan antara warna dan konsep karya yang di usung. Selain itu peran perempuan juga menjadi tujuan dalam melahirkan karya ini, disini ternyata Dolorosa ingin bercerita tentang nasib perempuan Batak yang hanya sebagai penghibur. Sesuatu yang sangat menarik lagi adalah perbedaan atau kekontrasan pada karya di atas yakni lima di antara penari tersebut ada satu yang bergerak aneh dengan penari yang lainnya. Perbedaan salah satu penari pada karya di atas memberikan tafsiran sebuah kesalahan yang dilakukan oleh penari tersebut, hal ini ditandai dengan wajah yang menoleh ketemannya. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan Complexity kerumitan dari karya di atas. Berbicara tentang kompleksitas merupakan seuatu yang kompleks di dalamnya kaya akan isi dan makna yang ingin disampaikan. Makna yang ingin disampaikan dolorosa melalui karyanya ternyata Dolorosa ingin mengungkapkan peran wanita Batak yang tertindas, hal ini terlihat dari patungnya yang bersifat ekspresif. Intensity kesungguhan pada karya di atas terlihat dari garapan karya dan media yang digunakan. Pemilihan media juga menjadi salah satu indikator dari kesungguhan karena media perunggu dalam penggarapannya harus dilakukan dengan intensif dan tenaga yang ekstra. Intensity pada karya ini terlihat bagaimana siseniman menggarap karya dengan totalitas sehingga tidak terlihat sedikit celah yang terlupakan atau tidak tergarap. Pencapaian dan konsistensinya pada pilihan teknik, dalam menggarap bentuk, tekstur maupun warna terlihat benar-benar selesai. Pada karya ini siseniman sudah terlihat tuntas dalam menyalurkan ekspresinya. 3. Kesimpulan Kesatuan yang membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangunnya yakni garis, bidang, warna, tekstur, dan lain sebgainya, kesemuanya itu disusun berdasarkan asas penyusunan dengan mempertimbangkan harmoni, keselarasan, dan keseimbangan. Pada karya yang dihadirkan Dolorosa Sinaga di atas, nampaknya Dolorosa sudah memahami hal tersebut sehingga karya yang dihadirkan mempunyai kesatuan yang utuh, bervariasi, dan tidak menoton. Secara complexity Karya yang dihadirkan di atas juga kaya akan isi dan makna yang terkandung di dalamnya dengan proporsi bentuk yang ideal merupakan bagian dari kompleksitas yang sangat menarik untuk diapresiasi. Dalam karya di atas terdapat perbedaan-perbedaan yang halus, antara keinginan, kesalahan, membosankan, amarah, ketertindasan kaum wanita semua itu merupakan suasana yang memberikan makna tersendiri bagi para penikmatnya. Patungnya yang bersifat ekspresif juga merupakan kompleksitas dari karya tersebut. Secara intensity terlihat bagaimana totalitas dari siseniman dalam menggarap sebuah karya sehingga tidak BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 MARET 2020 ISSN PRINT 2502-8626 ISSN ONLINE 2549-4074 80 terlihat celah-celah sekecilpun yang terlupakan atau tidak tergarap. Perenungan yang mendalam melahirkan gagasan atau ide yang diusungkan yang merupakan bagian dari intensitas Dolorosa melihat fenomena yang terjadi, kemudian diwujudkan kemedia perunggu yang memiliki kualitas sangat tinggi. Pemilihan teknik yang digunakan juga merupakan intensitas dari siseniman karena taknik tersebut sangat memerlukan tenaga yang ekstra dan kekuatan fisik yang menunjang dalam melahirkan karya tersebut. Pada karya Dolorosa di atas seniman sangat peduli dengan kaum wanita di suku Batak. Peran wanita di suku Batak yang kurang diperhatikan bagi kaum laki-laki menjadi rangsang cipta dalam melahirkan karyanya. Pada karya Dolorosa di atas tidak terlihat ruang kosong, padahal ruang kosong tersebut mampu membangun dinamika tertentu dan terkesan sangat lebih menarik lagi. Selain itu dolorosa juga tidak mempertimbangkan tekstur yang digunakan semua karya digarapa menggunakan tektur kasar, di sini tidak ada perbedaan tekstur yang digunakan. Perpaduan tekstur kasar dengan tekstur halus, kemudian ada bagian yang licin. Hal ini akan memberikan kesan lebih menarik lagi dan hal ini merupakan bagian dari kompleksitas karena mengandung perbedaan-perbedaan yang kontras. Banyak hal-hal yang menarik dari karya yang dihadirkan oleh Dolorosa Sinaga dengan patung yang bersifat ekspresif. Semuanya itu sangat menarik untuk ditelaah baik secara bentuk, isi dan visual yang ditampilkan, penulis menyarankan kepada kritikus lainnya untuk mengkaji lebih mendalam lagi tentang karya yang dibuat oleh Dolorosa Sinaga baik dari segi epistimolgi, sosiologi, psikologi, Semiotika dan lain sebagainya, sehingga melalui pendekatan-pendekatan tersebut kita mampu memberikan wacana baru dalam wajah seni rupa di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Kajian tentang ide, gagasan dan konsep berkarya Dolorosa Sinaga merupakan sebuah kajian yang menarik, untuk diteliti lebih lanjut. Daftar Pustaka Gie, The Liang, 1997, Filsafat Keindaha, Yogyakarta Pusat Belajar Ilmu Berguna. Kartika, Dharsono Sony. 2007. Estetika. Bandung, Rekayasa Sains. Kritik Seni. Bandung Rekayasa Sains. Marianto, M. Dwi. 2011. Menempa Quanta Mengurai Seni. BP ISI Yogyakarta Yogyakarta. __________________. 2002. Seni Kritik Sen. BP ISI Yogyakarta Yogyakarta. Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Bangun, Sem C. 2000. Kritik Seni Rupa, Bandung ITB Bandung. Sumardjo, Jakob. 2006. Estetika Paradoks. Sunan Ambu Press Bandung. Sudarmaji. 1979. Dasar-dasar Kritik Seni Rupa. Balai Seni Rupa Jakarta Jakarta. Sumber Internet ResearchGate has not been able to resolve any citations for this 84 x 100 x 29 cm Daftar PustakaGambar 2. Dolorosa Sinaga, "Tarian Tor tor", Perunggu, 2012. Ukuran 84 x 100 x 29 cm Daftar PustakaThe GieLiangGie, The Liang, 1997, Filsafat Keindaha, Yogyakarta Pusat Belajar Ilmu Berguna. tuOYQ.